Halaman

Jumat, 14 Juni 2013

Sistem Koloid



Thomas Graham


          Pasti temen – temen udah pada tau kan seseorang yang bernama “Thomas Graham?”  Nah pada kesempatakan kali ini saya akan memberikan sedikit riwayat tentang “Thomas Graham”.
 Thomas Graham (1805-1869) adalah ahli kimia Skotlandia, penemu Hukum Graham, penemu ilmu kimia koloid, penemu beberapa istilah kimia koloid antara lain koloid, difusi, osmosis, sol, jel, peptisasi, seneresis, kristaloid, dan sebagainya. Ia lahir di Glasgow, Skotlandia, pada tanggal 20 Desember 1805 dan meninggal di London pada tanggal 11 september 1869 pada umur 64 tahun. Ayahnya menginginkan dia menjadi pendeta, tapi ketika masih kuliah di Glasgow, Graham jatuh cinta pada ilmu fisika. Ayahnya sangat marah dan tidak mau lagi membiayai kuliah dan kebutuhan hidupnya. Graham malah senang karena bebas dari tekanan orang tua. Ia lalu mencari nafkah sebagai pengarang dan guru, sambil melanjutkan kuliahnya. Ia lulus pada tahun 1826 pada umur 21 tahun.

Empat tahun kemudian ia diangkat jadi guru besar pada institut tersebut. Pada tahun 1837 ia juga jadi guru besar di University College di London. Mula-mula Graham hanya tertarik pada difusi gas. Ia mengisi sebuah wadah dengan Hydrogen dan Oksigen. Bagian atas wadah itu diisi Hydrogen. Bagian bawah diisi Oksigen. Tak lama kemudian kedua gas itu bercampur. Padahal Oksigen lebih berat dari pada Hydrogen. Meskipun demikian Oksigen bergerak keatas melawan hukum gravitasi. Pada tahun 1831 ia menemukan hukum Graham yang bunyinya: “Laju difusi gas berbanding berbalik dengan akar kerapatan gas tersebut”. Proses difusi Hydrogen berlangsung 4 kali lebih cepat dari pada Oksigen karena molekul oksigen 16 kali lebih rapat dari pada molekul Hydrogen

Lama-kelamaan kegemarannya mencampur gas berkembang jadi kegemaran mencampur zat seperti garam, gula, sulfat tembaga ke dalam larutan. Bahkan ia memasang membran (selaput tipis) untuk menghalangi proses difusi. Ia menemukan bahwa getah arab, lem, dan gelatin tidak dapat menembus membran, tapi gula dan garam dapat menembus membran. Zat yang sulit larut dan tidak dapat menembus membran ia sebut koloid. Kata koloid berasal dari kata Yunani kola yang artinya lem.

Mengapa kristaloid dapat menembus membran dan koloid tidak dapat menembus membran? Hal ini disebabkan ukuran zaz-zat itu. Molekul-molekul kristaloid lebuh kecil dari pada molekul-molekul koloid sering kali partikel-partikel itu bergumpal dan merupakan gabungan molekul. Penemuan Graham ini sangat penting bagi para ahli biokimia, karena protoplasma dan protein adalah koloid. Koloid adalah zat yang terdiri dari partikel-partikel lembut, yang dimensinya jauh lebih besar dari pada dimensi atom atau molekul biasa tapi jauh lebih kecil dari pada dimensi partikel-partikel yang dapat dilihat dengan mata telanjang.

Nah disini saya juga akan menejelaskan “pengertian Koloid, Jenis Koloid dan Sifat Koloid”.

Pengertian Koloid

Apa itu koloid ?
Koloid adalah suatu sistem campuran yang berada diantara larutan dan campuran kasar (suspensi). Koloid terdiri dari fase terdispersi dan medium pendispersi . fase terdispersi memiliki ukuran tertentu . zat yang didispersikan disebut fase terdispersi , sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi.
Koloid termasuk kedalam salah satu jenis sistem dispersi. Jenis sistem dispersi lainnya adalah Larutan sejati dan suspensi. Perbedaan antara ketiganya dapat terlihat pada tabel dibawah ini :


tabel perbedaan larutan, koloid dan suspensi
         





Jenis – jenis  Koloid




peta konsep jenis koloid
Berdasarkan jenis fase terdispersi dan medium pendispersinya dikenal delapan macam system koloid, yaitu :
tabel klasifikasi koloid
Sifat – Sifat koloid


1. Efek Tyndall
Efek Tyndall merupakan peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Peristiwa ini pertama kali diamati oleh fisikawan Inggris yaitu John Tyndall. John Tyndall (1820-1893) mengamati seberkas cahaya putih yang dilewatkan pada sistem dispersi koloid. Dari pengamatan tersebut John Tyndall melihat adanya hamburan cahaya pada partikel koloid, sehingga seberkas cahaya terlihat jelas. Gejala ini selanjutnya disebut efek Tyndal.


2. Gerak Brown
Apabila diamati dengan mikroskop ultra, terlihat bahwa partikel koloid selalu bergerak kesegala arah karena pertikel tersebut bebas dalam mediumnya yang disebut sebagai gerak Brown. Gerak acak ini disebabkan oleh tumbukan tidak seimbang antara partikel-partikel koloid terdispersi dengan molekul medium pendispersinya. Tumbukan antara partikel-partikel tersebut terjadi secara acak dan berlangsung dari segala arah. Gerak Brown pada sistem koloid menyebabkan partikel-partikel koloid tersebar merata dalam medium pendispersinya. Gerakan partikelnya akan selalu lurus dan akan patah jika bertabrakan dengan partikel lainnya. Peristiwa inilah yang menyebabkan koloid menjadi stabil dan tidak mudah mengendap meskipun didiamkan dalam waktu yang lama sehingga partikel koloid ini dapat mengimbangi gaya gravitasi.


3. Elektroforesis
Elektroforesis adalah pergerakan koloid di bawah pengaruh medan listrik. Partikel koloid data bermuatan listrik karena terjadi penyerapan ion pada permukaan.

proses elektroforesis
Manfaat Elektroforesis :
a. Untuk menentukan muatan partikel koloid
b. Untuk memproduksi barang barang industri yang terbuat dari karet
c. Untuk mengurangi zat pencemar udara yang dikeluarkan dari cerobong asap pabrik dengan alat yang disebut Cottrel



 4. Adsorpsi
Partikel koloid memiliki kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya Penyerapan ion pada permukaan partikel-partikel koloid disebut adsorpsi ion. Sebagai contoh sol Fe(OH)3 dalam air yang mengadsorpsi ion positif menjadi bermuatan positif, sedangkan sol As2S3 yang mengadsorpsi ion negatif menjadi bermuatan negatif .
 



5. Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa pengendapan atau penggumpalan koloid. Koloid distabilkan oleh muatannya. Jika muatan koloid dilucuti atau dihilangkan, maka kestabilannya akan berkurang sehingga dapat menyebabkan koagulasi atau penggumpalan. Pelucutan muatan koloid dapat terjadi pada sel elektroforesis atau jika elektrolit ditambahakan ke dalam system koloid. Apabila arus listrik dialirkan cukup lama kedalam sel elektroforesis, maka partikel koloid akan digumpalkan ketika mencapai electrode. Koagulasi koloid karena penambahan elektrolit terjadi karena koloid bermuatan positif menarik ion negative dan koloid bermuatan negative menarik ion positif. Ion-ion tersebut akan membentuk selubung lapisan kedua. Jika selubung itu terlalu dekat, maka selubung itu akan menetralkan koloid sehingga terjadi koagulasi.


6. Koloid Pelindung
Ada koloid yang bersifat melindungi koloid lain supaya tidak mengalami koagulasi. Koloid semacam ini disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini membentuk lapisan di sekeliling partikel koloid yang lain sehingga melindungi muatan koloid tersebut. Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi mengelompok.
Contoh pemanfaatan koloid pelindung adalah sebagai berikut:
Pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan Kristal besar atau gula
Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid pelindung.


7. Dialisis
Dialisis merupakan proses pemurnian koloid dengan membersihkan atau menghilangkan ion-ion pengganggu menggunakan suatu kantong yang terbuat dari selaput semipermiabel.  Caranya, sistem koloid dimasukkan ke dalam kantong semipermeabel, dan diletakkan dalam air. Selaput semipermeabel ini hanya dapat dilalui oleh ion-ion, sedang partikel koloid tidak dapat melaluinya, dengan demikian akan diperoleh koloid yang murni. Ion-ion yang keluar melalui selaput semipermeabel ini kemudian larut dalam air. Dalam proses dialisis hilangnya ion-ion dari sistem koloid dapat dipercepat dengan menggunakan air yang mengalir. Peristiwa dialisis ini diaplikasikan dalam proses pencucian darah di dunia kedokteran.



Nah itu adalah Pengertian Koloid, Jenis – jenis koloid dan sifat – sifat koloid.
Download PPT Koloid: Klik disini untuk mendownload


Cetegory: Pembelajaran, Download

Tidak ada komentar:

Posting Komentar